Sudah sejak 1938 Pasar Johar menjadi pusat perdagangan bagi masyarakat kota Semarang yang artinya selama 76 tahun pasar Johar juga menjadi saksi bisu perkembangan wajah kota Semarang. Bangunan Pasar Johar yang dirancang oleh arsitek Belanda Ir. Thomas Karsten ini mengedepankan gaya khas arsitektur tropis, bahkan pernah menjadi pasar tradisional modern terbesar di Asia pada jamannya.
9 Mei 2015 menjadi Akhir Kisah Pasar Johar Semarang ketika kebakaran terjadi pada sekitar pukul 21.00 WIB meluluhlantakkan Pasar Johar dan Pasar Yaik Permai, besarnya api menghanguskan hampir 2/3 luas pasar.
Saya menyempatkan diri pada hari senin, 11 Mei 2015 untuk mendatangi lokasi pasar Johar Semarang, dimana ternyata masih terdapat titik-titik api kecil terutama yang berasal dari toko - toko yang tertutup rapat oleh folding gate, rasa panas bara api dan asap masih keluar dari tumpukan puing - puing.
Kondisi Pasar Yaik yang bersebelahan dengan Pasar Johar.
Bangunan utama Pasar Johar dengan kolom bentuk cendawan, masih kokoh berdiri walau diterjang badai api.
Sisi lain bangunan utama Pasar Johar
Kolom Cendawan yang seolah - olah menjadi saksi bisu dari kebakaran yang menghabiskan semua isi bangunan.
Para petugas pemadam kebakaran yang rehat sejenak, sudah lebih dari 30 jam bekerja keras memadamkan api.
Lokasi ini dulunya digunakan untuk pedagang buah di Pasar Yaik Permai.
Lokasi ini dulunya menjadi tempat untuk Kios - kios buku bekas dan buku baru di Pasar Yaik.
Stok buah - buahan dalam jumlah besar yang terbakar di kios buah.
* Foto Tambahan (23 Oktober 2015) : Sisa - sisa dari kebakaran yang turut menghanguskan Bioskop Kanjengan yang pernah berjaya disekitar tahun 75-an hingga 80-an.